Selamat Datang di blog Annisa Ayu

Wednesday, October 21, 2020

sapi

 Sapi adalah hewan ternak anggota suku Bovidae dan anak suku Bovinae. Sapi yang telah dikebiri dan biasanya digunakan untuk membajak sawah dinamakan lembu. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingannya seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai penggerak alat transportasi, pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain (seperti peremas tebu). Karena banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.

Kebanyakan sapi ternak merupakan keturunan dari jenis liar yang dikenal sebagai aurochs (dalam bahasa Jerman berarti "sapi kuno", nama ilmiah: Bos primigenius[a]), yang sudah punah di Eropa sejak 1627. Namun, terdapat beberapa spesies sapi liar lain yang keturunannya didomestikasi, termasuk sapi bali yang juga diternakkan di Indonesia.

Awalnya, sapi diidentifikasi sebagai tiga spesies terpisah: Bos taurus (Sapi Eropa),[1] Bos indicus[1] (zebu), dan Bos primigenius[2] (aurochs) yang telah punah. Seiring berjalannya waktu, ilmuwan mengalami perbedaan pendapat. Mereka menganggap Bos taurus dan Bos indicus (keduanya adalah sapi domestik yang ada saat ini) merupakan subspesies dalam spesies yang sama. Beberapa ilmuwan kemudian berpendapat bahwa aurochs dan sapi domestik masih tergolong satu spesies. Sistem Informasi Taksonomi Terpadu (ITIS) mengklasifikasikan sapi dalam spesies Bos taurus yang terdiri atas tiga subspesies: Bos taurus primigeniusBos taurus taurus, dan Bos taurus indicus.[3]


Sapi merupakan mamalia berkaki empat dengan tapak belah. Kebanyakan sapi memiliki tanduk. Walaupun demikian, seleksi genetik telah membuat sapi tanpa tanduk tersebar di mana-mana.

Sebagai hewan ruminansia, sapi memakan dan mencerna tumbuhan melalui fermentasi dalam sistem pencernaannyaLambung sapi terdiri atas empat ruangan, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Pakan yang telah difermentasi dalam rumen kemudian diregurgitasi (dikembalikan ke mulut) untuk dikunyah lagi. Proses pengunyahan kembali inilah yang disebut ruminasi.

Selain kawin secara alami, pada sapi juga dilakukan inseminasi buatan (IB) untuk pemuliaan hewan. IB dilakukan dengan menempatkan semen dari sapi jantan ke dalam rahim sapi betina pada masa estrus. Masa kebuntingan pada sapi berlangsung sekitar 9 bulan. Terkadang, terjadi kesulitan melahirkan yang disebut distokia. Di beberapa daerah di Indonesia, anak sapi yang baru lahir disebut pedet. Secara alami, pedet akan menyusu selama 7-8 bulan sebelum disapih.[4]


Manusia memelihara sapi untuk mengambil produknya dan menggunakan tenaganya. Berdasarkan manfaat yang diambil, sapi peliharaan dapat digolongkan menjadi sapi potongsapi perah, dan sapi pekerja. Biasanya, ras sapi tertentu cenderung dimanfaatkan untuk hal tertentu, misalnya sapi limousin merupakan sapi pedaging sedangkan sapi holstein merupakan sapi perah. Selain daging dan susu, bagian tubuh sapi yang bernilai ekonomis yaitu kulit, tanduk, dan tinjanya.

Peternakan sapi dapat dilakukan secara ekstensif (di luar) maupun intensif (di kandang). Pada peternakan ekstensif, sapi dibiarkan berkeliaran di lahan penggembalaan; sedangkan pada peternakan intensif, sapi dipelihara dalam kandang dan semua kebutuhannya disediakan oleh manusia. Peternakan intensif yang dilakukan untuk kebutuhan industri disebut peternakan pabrik. Sistem pemeliharaan ekstensif dan intensif dapat dikombinasikan, misalnya pada peternakan keluarga yang sapi-sapinya kadang dibiarkan mencari makan sendiri dan kadang diberikan pakan yang telah disiapkan. Sistem campuran ini disebut peternakan semi-intensif.

Sebagaimana hewan lainnya, sapi juga terdiri atas berbagai macam ras. Di antara ratusan ras, sapi friesian-holstein merupakan ras sapi yang paling banyak ditemukan di seluruh dunia, yaitu di 128 negara.[5] Suatu ras dapat terbentuk secara alami maupun campur tangan manusia sehingga terbentuk ras campuran. Teknologi seperti inseminasi buatan dan fertilisasi in vitro memungkinkan manusia untuk memperoleh kombinasi ras sapi sesuai dengan yang diinginkan. Transfer embrio pada sapi dilakukan dengan memindahkan sel telur yang telah dibuahi dari sapi dengan karakter unggul kepada sapi betina lain untuk dirawat dalam kandungan dan dilahirkan.[6] Metode ini membuat ras sapi tertentu dapat dihasilkan dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat.[7]


SUSYI

  Susyi   atau   sushi   ( 鮨, 鮓, atau biasanya すし, 寿司 )   adalah   makanan Jepang   yang terdiri dari   nasi   yang dibentuk bersama lauk ( ...